Selamat Datang Di Blog Bayu Ady Wijaya, saat ini saya sedang melanjutkan sekolah di perguruan tinggi di Palembang, yakni UIGM Palembang. Semoga Blog ini Bermanfaat dan jangan lupa Beri Komentarnya yaa...!!! TERIMA KASIH :)

Selasa, 23 April 2013

Praktikum Elektrolisis

Bayu Ady Wijaya: Praktikum Elektrolisis: Praktikum Elektrolisis SMAN Surulangun

Praktikum Elektrolisis


Praktikum Elektrolisis

Tujuan Percobaan
Mengamati reaksi yang terjadi pada proses elektrolisis
Dasar Teori
Sel elektrolisis adalah sel elektrokimia di mana terjadi bentuk perubahan energy listrik menjadi energi kimia.
Dalam sel ini, pada saat arus listrik dialirkan ke dalam larutan elektrolit, akan terjadi pemisahan ion – ion dalam larutan, di mana ion – ion positif (kation) akan mendekati elektroda negative (katoda) dan ion – ion negative (anion) akan mendekati elektroda positif (anoda).
Pada katoda akan terjadi reaksi reduksi ion atau air dan pada anoda akan terjadi oksidasi anion atau air, atau logam elektroda, bergantung pada jenis elektrolit serta anoda yang digunakan.
Proses elekrolisis merupakan reaksi redoks yang tidak spontan sehingga memerlukan energi. Proses elektrolisis berlangsung pada suatu rangkaian elektrode dan sumber arus listrik searah yang disebut sel elektrolisis.
Proses elektrolisis dimulai dengan masuknya elektron dari arus listrik searah kedalam larutan melalui kutub negatif. Spesi tertentu atau ion yang bermuatan positif akan menyerap elektron dan mengalami reaksi reduksi di katode. Spesi yang lain atau ion bermuatan negatif akan melepas elektron dan mengalami reaeksi oksidasi di kutub positif atau anode.
 Jadi, proses elektrolisis merupakan reaksi redoks. Elektrode positif dan elektrode negatif pada sel elektrolisis ditentukan oleh sumber arus listrik.
Jenis elektrode yang digunakan dalam proses elektrolisis sangat berpengaruh pada hasil elektrolisis. Elektrode dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan kereaktifannya, yaitu elektrode tidak aktif atau tidak ikut bereaksi atau inert, seperti C, Pt, Au dan elektrode aktif atau ikut bereaksi selain C, Pt, Au pada proses elektrolisis.
Pada proses elektrolisis dengan elektrode aktif berlangsung reaksi elektrode dan reaksi elektrolit, sedangkan proses elektrolisis dengan elektrode inert hanya berlangsung reaksi elektrolitnya saja.
Alat dan Bahan
1.      Gelas Kimia
2.      Batu batere 1,5 v
3.      Kabel ± 1 m
4.      Isi Pensil (C)
5.      Besi (Fe)
6.      Tembaga (Cu)
7.      Larutan KCl 0,1 M elektroda (anoda dan katoda) C
8.      Larutan KI 0,5 M elektroda (anoda dan katoda) C
9.      Larutan CuSO4 0,5 M elektroda (anoda dan katoda) C
10.  Larutan CuSO4 0,5 M anoda Cu katoda C
11.  Larutan CuSO4 0,5 M anoda Cu Katoda Fe

Prosedur Kerja

1.      Elektrolisis larutan KI dengan elektroda C.
a.       Rangkailah alat dan bahan sesuai penjelasan guru.
b.      Amati tanda-tanda reaksi yang terjadi di anoda dan katoda
2.      Lakukan hal yang sama pada larutan dengan elektroda yang telah ditentukan diatas.
3.      Tulis masing-masing reaksi yang terjadi.
4.      Hubungkan hasil pengamatan dengan reaski secara teoritis.


Hasil Pengamatan

No.
Larutan yang dielektrolisis
Pada Larutan
Pada Elektroda
Dengan
1.
KCl
Terdapat gelembung-gelembung kecil dan semakin lama semakin banyak gelembung-gelembung kecil yang terdapat di (C)
·         Anoda (+)  =  Gelembung-gelembung gas sedikit,dan terdapat gelembung yang besar dan kecil.
·         Katoda (-)  =  Gelembung  lebih banyak dihasilkan ada gelembung kecil dan ada gelembung besar tetapi yang melayang ke atas hanya gelembung kecil dan gelembung besar hanya melekat di pensil.
·         Anoda =  C
·         Katoda =  C
2.
KI
Anoda (+) Larutan berubah menjadi warna Merah Kecoklatan.
Katoda (-) warna larutan tidak mengalami perubahan.
·         Katoda (-)  = mengeluarkan gelembung-gelembung gas,dan melayang ke atas.
·         Anoda (+)  =  mengeluarkan Gelembung-gelembung gas lebih banyak tetapi kecildan melayang ke atas dengan cepat.
·         Anoda =  C
·         Katoda =  C
3.
CuSO4
Pada larutan CuSO4, warna larutannya tidak mengalamai perubahan.
·         Anoda (+) =  mengeluarkan Gelembung-gelembung gas besar dan banyak,dan hanya sesekali melayang ke atas. Dan tidak mengalami korosi/karat.
·         Katoda (-) =  Gelembung sedikit dan kecil melyang ke atas tetapi lambat dan lama- kelamaan berkorosi/karat.









·         Anoda =  C
·         Katoda =  C
4.
CuSO4
Pada larutan CuSO4, warna larutannya tidak mengalamai perubahan.
·         Anoda (+) =  Gelembung yang besar dan melayang ke atas dengan cepat dan mengalami kerosi/karat.
·         Katoda (-) =  Gelembung gas kecil dan melayang ke atas dan melayang ke atas dengan lambat ,berkorosi, dan lama-kelamaan menjadi rapuh.

·         Anoda =  Cu
·         Katoda =  C
5.
CuSO4
Pada larutan CuSO4, warna larutannya tidak mengalamai perubahan.
·         Anoda (+) =  Gelembung gas besar dan kecil dan hanya gelembung kecil yang melayang ke atas dengan cepat.
·         Katoda (-) =  Gelembung besar dan kecil tetapi sedikit dan hanya gelembung kecil yang melayang keatas dengan lambat,pada Fe mengalami korosi,pada saat di angkat korosi pada Fe luntur di daklam larutan CuSO4
·         Anoda =  Cu
·         Katoda =  Fe



Pembahasan

~  Elektrolisis KCl

KCl  → K+  +  Cl-
Untuk K+
K(-)     :           Logam yang teroksidasi
A(+)    :           2H2O  +  2e    H2  +  2OH-
Untuk Cl-
2Cl-              Cl2  +  2e
K(-)     :           2Cl-    Cl2  +  2e
A(+)    :           2H2O  + 2e  → H2  +  2OH-
2H2O  +           2Cl-    Cl2  +  H2  +  2OH-
­­­
~  Elektrolisis KI
K(-)      :           2H2O + 2e    2OH - + H2
A(+)     :           2I -   ­­­  I2 + 2e
2H2O + 2I -    2OH2 - + I2


~  Elektrolisis CuSO4
K(-)      :                 2Cu2+ + 4e    2Cu
A(+)     :                 2H2O     4H+ + O2 + 4e
2Cu2++ 2H2O    2Cu + 4H+ + O2

Kesimpulan :
~ Elektrolisis KCl
            Dari hasil pengamatan,pada larutan tidak mengalami perubahan warna. Pada anoda (+) dan katoda (-) menghasilkan gelembung,hal ini menunjukkan ada gas yang di hasilkan oleh katoda maupun anoda.
~  Elektrolisis KI
Hasil pengamatan menunjukkan perubahan warna pada larutan. Katoda ( – ) mengeluarkan gelembung dan anoda (+) berubah warna merah kecoklatan. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan yang sifatnya basa (reduksi H2O pada katoda). Sementara, pada elektroda, katoda dan anoda memiliki banyak gelembung. Hal ini menunjukkan ada gas yang dihasilkan oleh katoda ataupun anoda. Katoda menghasilkan gas hydrogen (reduksi H2O) dan anoda menghasilkan gas Iodin (Oksidasi 2I -).
Sebagaimana reaksinya :
K(-)      :           2H2O + 2e          2OH - + H2
A(+)     :           2I - I2 + 2e
2H2O + 2I - 2OH - + I2
~  Elektrolisis CuSO4
Hasil pengamatan pertama pada sesama Carbon menunjukkan warna pada larutan tidak mengalami perubahan. Katoda (-) berwarna kekuning – kuningan dan pada anoda (+) bergelembung banyak. Hal ini menunjukkan reaksi menghasilkan larutan yang sifatnya asam (oksidasi H2O) pada anoda. Hal tersebut menunjukkan, pada katoda terjadi reduksi Cu2+ yang menghasilkan endapan Cu dan pada anoda terjadi oksidasi  H2O yang menghasilkan gas oksigen (O2).
Sebagaimana reaksinya :
K(-)      :                 2Cu2+ + 4e             2Cu
A(+)     :                 2H2O 4H+ + O2 + 4e
2Cu2++ 2H2O 2Cu + 4H+ + O2

Pada reaksi kedua CuSO4 anoda (Cu), dan Katoda (C) menunjukkan warna pada larutan tidak mengalami perubahan. Katoda (-) pada awalnya bergelembung, kemudian tercium bau terbakar, sehingga Carbonnya menjadi berkarat, dan akhirnya rapuh. Anoda (+) tembaga (Cu) menjadi runtuh.
Pada reaksi ketiga CuSO4 anoda (Cu), dan katoda (Fe) menunjukkan warna pada larutan tidak mengalami perubahan. Katoda (-) Besi nya berkorosi, kemudian korosi dari paku tersebut runtuh. Anoda (+) bergelembung,
            Terkorosi berarti teroksidasi. Oksigen merupakan oksidator yang dapat menyebabkan benda mudah terkorosi. Reaksi terkorosi tersebut akan terjadi lebih mudah dengan adanya garam dan asam. Perlindungan elektrokimia juiga termasuk metode utama dalam pengendalian korosi.



Daftar Pustaka

~  Parning,dkk.2006.Kimia SMA Kelas XII Semester Pertama.Jakarta:Ghalia Indonesia Printing

Jumat, 23 November 2012

Makalah Interaksi Sosial masyarakat Yogyakarta


PENDAHULUAN
Latar Belakang
 Dewasa ini Kebudayaan Daerah yang kita miliki sebagai kekayaan budaya bangsa Indonesia hampir punah dan lenyap dari muka bumi ini. Hampir semua masyarakat dalam seluruh lapisan semakin lupa akan keberadaan kebudayaan Daerah. Hal itu disebabkan oleh pengaruh budaya asing yang notabene datang dari western countries yang jauh dari budaya-budaya Negara timur seperti kita, Indonesia.
Budaya barat yang dianggap modern oleh kalangan muda-mudi Indonesia telah melumpuhkan jiwa patriotisme dan nasionalisme bangsa Indonesia. Sebagai contoh yang sederhana, remaja Indonesia saat ini lebih suka makan makanan seperti pizza, donut dan lain-lain. Mereka menganggap makanan daerah seperti thiwul, gaplek, gatot ataupun gethuk sebagai makanan yang super jadul yang hanya pantas dimakan oleh nenek-nenek berumur 70 tahun.
Dalam keadaan seperti itulah Keraton Yogyakarta mampu menunjukkan keeksistensiannya dalam menjaga budaya-budaya leluhur dengan keaslian bangunannya yang kental dengan nuansa jawa. Dengan adanya Keraton Yogyakarta budaya bangsa yang bersemboyan Bhineka Tunggal Ika ini dapat lestari dan akhinya tetap dapat dinikmati oleh anak cucu kita. Sebagai orang jawa kita harus mampu memperdalam wawasan kebudayaan Jawa sekaligus merawatnya hingga dapat memperkaya Kebudayaan Daerah bahkan Kebudayaan Nasional.

Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut dapat kita rumusan beberapa masalah yaitu:
1.      Bagaimana Sejarah Keraton Yogyakarta serta peran nya dalam melestarikan budaya jawa?
2.      Bagaiman cara pemerintah Yogyakarta dalam membangun desa wisata ?
Tujuan
1.      Memperdalam wawasan tentang Keraton yogyakarta.
2.     Memperdalam wawasan tentang kebudayaan jawa serta mengembangkan rasa cinta terhadap budaya bangsa indonesia.
3.      Memperdalam wawasan kepariwisataan Daerah Istimewa Yogyakarta.

 METODE PENULISAN

A. Teknik Penulisan
Dalam  menyampaikan  gagasan-gagasan  tulisan  ini  merujuk  pada  teknik library riset, studi literatur atau riset perpustakaan. Dimana penulis membaca buku bacaan yang diperoleh dari perpustakan, buku-buku yang berkaitan dengan Keraton Yogyakarta dan tulisan- tulisan koleksi pribadi, media massa seperti koran dan majalah. Selain itu penulisjuga banyak mendapatkan informasi melalui artikel-artikel di internet.
.
B. Sumber Data
Untuk  membuat  suatu  rangkaian  hingga  menjadi  sebuah  tulisan, kami menggunakan data agregat yang dimaksud adalah data yang telah diolah orang lain, misalnya dari hasil-hasil penelitian yang telah dipublikasikan dalam bentuk buku, jurnal-jurnal ilmiah, artikel, dan lain sebagainya.
Sementara itu penulis juga menggunakan jenis data sekunder, yaitu data yang dikutip dari berbagai sumber lain sehingga bersifat tidak otentik lagi. Dimana data tersebut berasal dari tangan kedua, ketiga, dan seterusnya. Data agregat termasuk dalam data ini.

C. Tehnik Analisis Data
Analisis  data  adalah  pengelolaan  data  sehingga  siap  dipresentasikan.  Dalamgagasan tulis ini, proses analisis dimulai dengan menelaah informasi atau data yang  sudah  diperoleh  dari  berbagai  literatur  yang  tersedia.  Setelah  dibaca, ditelaah, dan dipelajari  keseluruhan informasi,  data dirangkum  dalam  bentuk kategori sesuai dengan jumlah masalah dan tujuan dari penyusunan karya tulis ini.

PENGERTIAN INTERAKSI SOSIAL MENURUT PARA AHLI
Berikut ini adala pengertian dan definisi interaksi sosial menurut para ahli:

1.       ASTRID. S. SUSANTO
Interaksi sosial adalah hubungan antar manusia yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial. Hasil interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

2.       BONNER
Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

3.       KIMBALL YOUNG & RAYMOND W. MACK
Interaksi sosial adalah hubungan sosial yang dinamis dan menyangkut hubungan antar individu, antara individu dengan kelompok, maupun antara kelompok dengan kelompok lainnya.

4.       SOERJONO SOEKANTO
Interaksi sosial merupakan dasar proses sosial yang terjadi karena adanya hubungan-hubungan sosial yang dinamis mencakup hubungan antarindividu, antarkelompok, atau antara individu dan kelompok.

5.      MARYATI & SURYAWATI
Interaksi sosial adalah kontak aau hubungan timbal balik atau interstimulasi dan respons antar individu, antar kelompok atau antar individu dan kelompok.


6.      MURDIYATMOKO & HANDAYANI
Interaksi sosial adalh hubungan antar manusia yang menghasilkan suatu proses pengaruh mempengaruhi yang menghasilkan hubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.
7.      GILLIN & GILLIN
 Interaksi sosial merupakan hubungan-hubungan sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia.

CONTOH PENERAPAN INTERAKSI SOSIAL

Sebagai contoh, kita lihat dari sisi pariwisatanya bagaimana cara pemerintahnya dalam merencanakan sebuah desa wisata di Yogyakarta yang nantinya bisa menjadi tempat interaksi antara penduduk setempat dengan pemerintah. Serta contoh lain yang diambil ialah Peran Keraton Yogya Dalam Masyarakat.

DESA WISATA
A.    Komponen Utama Desa Wisata
Terdapat dua konsep yang utama dalam komponen desa wisata :
1. Akomodasi : sebagian dari tempat tinggal para penduduk setempat dan atau unit-unit yang berkembang atas konsep tempat tinggal penduduk.
2. Atraksi : seluruh kehidupan keseharian penduduk setempat beserta setting fisik lokasi desa yang memungkinkan berintegrasinya wisatawan sebagai partisipasi aktif seperti : kursus tari, bahasa dan lain-lain yang spesifik.
B.     Pendekatan Pengembangan Desa Wisata
Pengembangan dari desa wisata harus direncanakan secara hati-hati agar dampak yang timbul dapat dikontrol. Berdasarkan dari penelitian dan studi-studi dari UNDP/WTO dan beberapa konsultan Indonesia, dicapai dua pendekatan dalam menyusun rangka kerja/konsep kerja dari pengembangan sebuah desa menjadi desa wisata.

C.     Pendekatan Pasar untuk Pengembangan Desa Wisata
·         Interaksi tidak langsung
Model pengembangan didekati dengan cara bahwa desa mendapat manfaat tanpa interaksi langsung dengan wisatawan. Bentuk kegiatan yang terjadi semisal : penulisan buku-buku tentang desa yang berkembang, kehidupan desa, seni dan budaya lokal, arsitektur tradisional, latar belakang sejarah, pembuatan kartu pos dan sebagainya.
·         Interaksi setengah langsung
Bentuk-bentuk one day trip yang dilakukan oleh wisatawan, kegiatan-kegiatan meliputi makan dan berkegiatan bersama penduduk dan kemudian wisatawan dapat kembali ke tempat akomodasinya. Prinsip model tipe ini adalah bahwa wisatawan hanya singgah dan tidak tinggal bersama dengan penduduk.
·         Interaksi Langsung
Wisatawan dimungkinkan untuk tinggal/bermalam dalam akomodasi yang dimiliki oleh desa tersebut. Dampak yang terjadi dapat dikontrol dengan berbagai pertimbangan yaitu daya dukung dan potensi masyarakat setempat. Alternatif lain dari model ini adalah penggabungan dari model pertama dan kedua.
·         Kriteria Desa Wisata
Pada pendekatan ini diperlukan beberapa kriteria yaitu :
Ø  Atraksi wisata ; yaitu semua yang mencakup alam, budaya dan hasil ciptaan manusia. Atraksi yang dipilih adalah yang paling menarik dan atraktif di desa.
Ø  Jarak Tempuh; adalah jarak tempuh dari kawasan wisata terutama tempat tinggal wisatawan dan juga jarak tempuh dari ibukotaprovinsi dan jarak dari ibukota kabupaten.
Ø  Besaran Desa; menyangkut masalah-masalah jumlah rumah, jumlah penduduk, karakteristik dan luas wilayah desa. Kriteria ini berkaitan dengan daya dukung kepariwisataan pada suatu desa.
Ø  Sistem Kepercayaan dan kemasyarakatan; merupakan aspek penting mengingat adanya aturan-aturan yang khusus pada komunitas sebuah desa. Perlu dipertimbangkan adalah agama yang menjadi mayoritas dan sistem kemasyarakatan yang ada.
Ø  Ketersediaan infrastruktur; meliputi fasilitas dan pelayanan transportasi, fasilitas listrik, air bersih, drainase, telepon dan sebagainya.
Masing-masing kriteria digunakan untuk melihat karakteristik utama suatu desa untuk kemudian menetukan apakah suatu desa akan menjadi desa dengan tipe berhenti sejenak, tipe one day trip atau tipe tinggal inap.
D.    Tipe Desa Wisata
Menurut pola, proses dan tipe pengelolanya desa atau kampung wisata di Indonesia sendiri, terbagi dalam dua bentuk yaitu tipe terstruktur dan tipe terbuka.
Tipe terstruktur (enclave)
Tipe terstruktur ditandai dengan karakter-karakter sebagai berikut :
1.     Lahan terbatas yang dilengkapi dengan infrastruktur yang spesifik untuk kawasan tersebut. Tipe ini mempunyai kelebihan dalam citra yang ditumbuhkannya sehingga mampu menembus pasar internasional.
2.     Lokasi pada umumnya terpisah dari masyarakat atau penduduk lokal, sehingga dampak negatif yang ditimbulkannya diharapkan terkontrol. Selain itu pencemaran sosial budaya yang ditimbulkan akan terdeteksi sejak dini.
3.     Lahan tidak terlalu besar dan masih dalam tingkat kemampuan perencanaan yang integratif dan terkoordinasi, sehingga diharapkan akan tampil menjadi semacam agen untuk mendapatkan dana-dana internasional sebagai unsur utama untuk “menangkap” servis-servis dari hotel-hotel berbintang lima.
Contoh dari kawasan atau perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Nusa DuaBali dan beberapa kawasan wisata di Lombok. Pedesaan tersebut diakui sebagai suatu pendekatan yang tidak saja berhasil secara nasional, melainkan juga pada tingkatinternasionalPemerintah Indonesia mengharapkan beberapa tempat di Indonesia yang tepat dapat dirancang dengan konsep yang serupa.
Tipe Terbuka (spontaneus)
Tipe ini ditandai dengan karakter-karakter yaitu tumbuh menyatunya kawasan dengan struktur kehidupan, baik ruang maupun pola dengan masyarakat lokal. Distribusi pendapatan yang didapat dari wisatawan dapat langsung dinikmati oleh penduduk lokal, akan tetapi dampak negatifnya cepat menjalar menjadi satu ke dalam penduduk lokal, sehingga sulit dikendalikan. Contoh dari tipe perkampungan wisata jenis ini adalah kawasan Prawirotaman, Yogyakarta.

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Interaksi Sosial
Interaksi sosial dapat diartikan sebagai hubungan-hubungan sosial yang dinamis. Hubungan sosial yang dimaksud dapat berupa hubungan antara individu yang satu dengan individu lainnya, antara kelompok yang satu dengan kelompok lainnya, maupun antara kelompok dengan individu. Dalam interaksi juga terdapat simbol, di mana simbol diartikan sebagai sesuatu yang nilai atau maknanya diberikan kepadanya oleh mereka yang menggunakannya.

PERAN KERATON YOGYAKARTA
DALAM MELESTARIKAN BUDAYA JAWA

Sejarah keraton dan Peran dalam melestarikan budaya jawa
Keraton adalah tempat bersemayamnya ratu-ratu. Berasal dari kata-kata ka + ratu + an. Keraton juga disebut kedaton yang berasal dari kata-kata ka + datu + an yaitu tempat datu-datu atau ratu-ratu, dalam Bahasa Indonesia berarti istana. Jadi keraton ialah sebuah istana yang mengandung arti keagamaan, arti filsafat dan arti kebudayaan.
Keraton Yogyakarta yang tidak hanya melaksanakan fungsinya sebagai wahana pelestarian budaya juga melakukan interaksi terhadap masyarakat sebagai wujud rasa sosial yang tinggi, mengingat bahwa Keraton Yogyakarta merupakan kediaman gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, Sri Sultan Hamengkubuwana X. Contoh nyatanya adalah hal- hal yang terjadi belum lama ini, bahwa 40 ribuan warga melakukan pisowanan ageng ke Keraton Yogyakarta. Menurut Gregorius Sahdan, pisowanan ageng ini merupakan tradisi baru dalam konteks hubungan kawula lan gusti di Daerah Istimewa Yogyakarta. Dari semua ini terlihat jelas bahwa Keraton Yogyakarta melaksanakan peran sosialnya.
Sedangkan nilai-nilai budaya Keraton dapat dilihat dengan melihat ritual semedi. Dimana Keraton meyakini bahwa siapa yang sedang bersemedi maka ia selalu berada dalam keagungan Tuhan YME. Di dalam ritual ini, orang yang bersemedi akan menghadapi berbagai rintangan. Keraton Yogyakarta melakukan upacara ritual tiap tahunnya yang dikenal dengan nama upacara grebeg. Grebeg adalah upacara keagamaan yang dilakukan 3 kali dalam setahun. Bertepatan pada lahinya Nabi Muhammad SAW (grebeg Maulud), hari raya idul fitri (grebeg Syawal) dan pada hari raya idul adha (grebeg Besar).pada hari itu, Sri Sultan berkenan memberi sedekah berupa gunungan-gunungan berisikan makanan dan lain- lain kepada rakyat.
Keraton Yogyakarta sering menggelar seni pertunjukan. Acara ini menjadi ritual fungsional dari istana. Di antaranya, adalah pertunjukan Tari Bedoyo yang disucikan, pertunjukan wayang kulit, wayang wong dan lain-lain. Gambaran dari wayang wong adalah suatu drama tarian berdasarkan cerita Mahabharata dan Ramayana. Pada zaman dahulu, wayang ini hanya ditarikan di Keraton atau di tempat tinggal para ningrat. Hanya orang yang khusus yang dapat membawakan drama tari ini. Drama ini hanya ditarikan pada acara khusus seperti pada ulang tahun raja atau pangeran, peringatan penobatan raja, atau pada penyambutan tamu agung.
Terlihat jelas bahwa Keraton Yogyakarta yang memiliki bangunan-bangunan, lapangan-lapangan, halaman –halaman serta acara-acara seni yang mengandung unsur budaya dapat melestarikan nilai-nilai sosio kultural bangsa Indonesia secara turun temurun.
Keraton Yogyakarta sarat dengan nilai estetis atau keindahan budaya Jawanya yang khas. Di samping sebagai pusat budaya Jawa, Keraton Yogyakarta juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para wisatawan, baik wisatawan domestik maupun wisatawan asing. Banyak sekali turis asing yang datang ke Keraton Yogyakarta mengingat bahwa Yogyakarta merupakan salah satu kota bersejarah di Indonesia dan tempat kediaman gubernurnya ada di Keraton Yogyakarta.
Keraton Yogyakarta sebagai pusat budaya Jawa dan sekaligus sebagai Cultural Tourist Object, dihadapkan pada tantangan yang semakin berat dan kompleks. Untuk itu, perbaikan dan pembenahan mutlak dilakukan supaya eksistensi sebagai pusat aktivitas, pengabdian, dan pengembangan budaya Jawa tetap terjaga. Salah satu pembenahan yang dilakukan Keraton adalah penataan internal menyangkut sumberdaya manusia. Pembenahan ini sebenarnya sudah dilakukan sejak lama yaitu pada saat Peringatan Naik Tahta ke-12 dan sampai sekarang masih tetap dilakukan. Semua itu dilakukan agar Keraton dapat memikat hati siapapun yang melihatnya dengan berbagai keindahan yang dimilikinya.


PENUTUP

A. Kesimpulan
Keraton Yogyakarta dengan segala kekhasan budaya Jawanya, disamping bermakna tempat bersemayamnya roh-roh, juga memiliki arti simbolik di setiap bangunannya. Keraton Yogyakarta yang telah berganti pemimpinnya mulai dari Sri Sultan Hambengkubuwono I sampai X, memiliki sejarah yang cukup panjang yang perlu kita kaji dan pelajari. Keraton Yogyakarta yang luas memiliki banyak bangunan. Terdapat banyak bangsal, regol, plengkung, gedung dan yang lainnya mempunyai fungsi sendiri-sendiri dari dulu sampai sekarang. Keraton Yogyakarta memberi andil besar dalam upaya pelestarian budaya Jawa, yang tidak hanya melakukan peran budaya tetapi juga peran sosial lewat interaksi dengan masyarakat. Keraton Yogyakarta merupakan objek wisata yang harus kita pelihara dan kita tingkatkan potensimya. Di antaranya dengan perbaikan dan pembenahan.

B.      Kritik.
Dengan segala potensi yang dimiliki oleh Yogyakarta terutama dibidang pariwisata, dan sebaiknya bidang pariwisata tersebut harus lebih di kembangkan lagi karena hal tersebut bisa mendatangkan keuntungan yang lebih bagi masyarakat sekitar. Terutama dengan adanya desa wisata. Dan harapannya kedepan bagi para generasi muda khusunya bisa menjaga warisan budaya yang ada di negara kita.
Dengan di adakannya ritual Grebek, juga diharapkan kepada Gubernur Yogya sekiranya jika melakukan acara grebek lagi, mungkin jika terdapat gunungan lagi, sebaiknya dibagiakn secara teratur. Jangan sampai dengan adanya acara grebek tadi bisa menjadi petaka bagi masyarakat Yogya sendiri.

C. Saran.
1.  Diharapkan Keraton Yogyakarta tetap dapat eksis bahkan meningkat dalam hal kelanggengan kebudayaan Jawa serta potensi wisata yang dimilikinya.
2. Diharapkan pembaca dapat terus mengupas serta mengkaji nilai-nilai yang terkandung dalam Keraton Yogyakarta, karena laporan ini hanyalah setetes dari pengetahuan yang dapat dikaji.

D. Masukan
            Dengan begittu beragam dan segala keramahan yang dimiliki oleh warga Yogyakarta, sepertinya tidak ada lagi yang harus diberi masukkan. Karena Yogyakarta merupakan kota dengan beribu potensi yang dimiliki.
DAFTAR PUTAKA

Buku-buku :
Brongtodiningrat, K.P.H. 1978. Arti Kraton Yogyakarta. Yogyakarta : Museum
Keraton Yogyakarta.
Hakim, M. Arifin. 2001. Ilmu Budaya Dasar. Bandung : Pustaka Satya.
Puspitosari, Anik dkk. 2007. Pisowanan Ageng Tak Bisa Goyahkan Sabda Raja.
Yogyakarta : PT BP Kedaulatan Rakyat.
San. 2007. Kraton Yogya lakukan Pembenahan. Yogyakarta : PT BP Kedaulatan
Rakyat.
Siti Chamamah Soeratno, dkk., Khasanah Budaya Kraton Yogyakarta II, Yogyakarta: Yayasan Kebudayaan Islam Indonesia & IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2001.

Internet :